Mobil 10,000 battery handphone

Monday, September 20, 2010

Planet biru dan penghuninya sudah sampai di tepi bayang-bayang habisnya cadangan bahan bakar fossil. Harganya yang melambung tinggi menyiratkan bakal tiba masanya bahan bakar fossil tidak akan terbeli, berapapun harganya karena memang sudah habis disedot untuk memutar peradaban modern dalam seratus tahun terakhir.


Sejarah menuturkan, industri otomotif dunia bisa bergerak cepat karena bahan bakar fosil yang murah dan mudah didapat saat itu. Pada tahun 1900 di USA baru ada 8000 mobil ("America Start Your Engines." US News and World Report. (27 December 1999). Seiring gencarnya ekplorasi dan eksploitasi cadangan minyak diseluruh dunia, pasokan bahan bakar fosil membanjir. Industri otomotif ikut bergerak kencang. Pada tahun 2001 jumlah mobil yang beroperasi diperkirakan 450 juta unit ("Automobile." World Book Encyclopedia. Chicago: World Book, 2001.) Pada tahun 2030 diperkirakan bakal ada 1,200 juta unit mobil (Cars Emit Carbon Dioxide. Global Warming, Focus on the Future, 1997).


Sebagian besar menggunakan mesin pembakaran dalam (internal combustion engine) yang mengemisikan gas CO2, NOx dan HC yang memberi dampak buruk terhadap lingkungan. Efek rumah kaca, ozon bolong, perubahan iklim dan pemanasan global menjadi terminologi yang semakin populer di masyarakat. Cuaca bertambah terik, banjir pasang air laut, badai dan angin topan, kebakaran hutan jadi menu berita sehari-hari yang membenarkan prediksi para ahli lingkungan.

Di negara-negara maju, mobil adalah tertuduh utama penghasil emisi berbahaya, meskipun perusahaan pembangkit energi juga menyumbang dalam jumlah signifikan. Tekanan di arahkan ke produsen otomotif dunia untuk mengembangkan teknologi mobil yang ramah lingkungan. Sejak awal dekade 70-an, produsen otomotif dunia harus menginvestasikan dana yang tidak sedikit untuk mengembangkan teknologi macam ini. Ironisnya, perusahaan minyak dunia justru menikmati keuntungan besar tidak peduli berapa besar emisi gas buang yang dihasilkan.

Sejak itu muncul inovasi-inovasi baru untuk meningkatkan efisiensi mesin. Kapasitas ruang bakar makin kecil tapi produksi daya lebih baik dan emisi gas buang lebih sedikit. Perkembangan selanjutnya adalah mobil listrik, mobil hybrid dan mobil fuel-cell. Pada era 90-an, General Motors pernah menyewakan mobil listrik. Tapi gagal karena tidak praktis. Setelah itu diakhir 90-an, Toyota dan Honda meluncurkan mobil hybrid mesin konvensional dengan motor listrik. Lebih praktis dari mobil listrik era itu, tapi tetap mengemisikan gas buang meskipun sedikit. Mobil fuel cell juga menggunakan motor listrik yang dibangkitkan oleh fuel cell tapi infrastruktur pengisian hidrogen yang sedikit jadi kendala.

Inovasi Mitsubishi




Teknologi mobil listrik ternyata belum tamat bahkan kini memiliki momentum untuk bangkit kembali. Semakin banyak produsen otomotif yang menawarkan teknologi mobil listrik. Umumnya masih dalam tataran konsep dan segera diproduksi termasuk Mitsubishi i MiEV yang Selasa (27/11) diperkenalkan pada jurnalis di Jakarta sebelum public expose pada Rabu (28/11) dan puncaknya di pameran "Clean Air, Clean Fuel, Clean Vehicle" di Nusa Dua, Bali (3-14 Des 2007). Acara pendukung Konferensi PBB tentang Perubahan Iklim/United Nations Framework for Climate Change Conference (UNFCC). Yang menarik, PT Krama Yudha Tiga Berlian Motors, agen tunggal Mitsubishi di Indonesia menjanjikan memasarkan mobil ini pada 2010.

Mitsubishi i MiEV merupakan kendaraan listrik berbasis Mitsubishi i yang aslinya menggunakan mesin 660cc. Kei car ini berkapasitas empat orang ini menggunakan plaform bermesin belakang (rear midship) dengan penggerak roda belakang. Dengan mengganti tangki bahan bakar-mesin-transmisi-rear differential dengan battery-motor listrik-inventer-rear differential, jadilah i MiEV. Jadi perbedaan hanya di organ dalam, tidak terlihat dari luar.

Ketika mesin dihidupkan, perbedaan dengan versi bensin mulai muncul. Mitsubishi i MiEV tidak mengeluarkan suara. Kecuali bila di simak benar-benar, terdengar suara denging dari bagian belakang. Tidak ada emisi gas buang alias zero emission karena memang tidak menggunakan mesin. Listrik dipasok dari colokan rumah atau quick charger -sedang dikembangkan di Jepang.




Mitsubishi i MiEV tampil perdana di 22nd International Battery, Hybrid and Fuel Cell Electric Vehicle Symposium & Exposition di Yokohama. Sejak 2006 Mitsubishi melakukan riset kerjasama dengan tiga perusahaan pembangkit listrik di Jepang yaitu Tokyo Electric Power Co., The Chukogu Electric Power Co. dan Kyushu Electric Power Co. Mereka mengevaluasi kepraktisan dan seberapa cepat infrastruktur quick charge bisa dikembangkan untuk mobil-mobil listrik.

Setara 10,000 batteri ponsel

Mitsubishi i memiliki wheelbase panjang menyediakan cukup ruang untuk pemasangan battery Lithium ion (Li-ion) berkapasitas tinggi dibawah lantai kendaraan. Motor dan inverter diposisikan dimana biasanya tempat mesin dan transmisi berada. Bateri Li-ion berkapasitas tinggi. Satu modul terdiri dari empat sel, setiap batteri terdiri dari 22 modul. Pemasanganya bisa vertikal maupun melintang sehingga bisa dipasang secara pas dibawah lantai kendaraan. Menurut Kenichiro Wada, project manager MiEV, batteri ini bisa tahan 10 tahun tanpa perawatan. "Batteri dimobil ini setara dengan 10,000 battery handphone,"katanya tertawa.




Disinggung soal rumor yang beredar bahwa battery Li-ion tidak cukup aman untuk mobil, Wada menggelengkan kepala dan serius menegaskan bahwa itu tidak benar. Battery ini cukup aman katanya. Pihaknya melakukan pengujian berulang kali sebelum dipakai di mobil. Ditambah lagi dengan beragam sensor untuk memonitor kondisi battery. Seperti sensor yang mengukur suhu battery. Juga serangkaian sensor yang otomatis cut-off tegangan listrik bila mobil tabrakan atau ada arus yang bocor.

Battery Li-ion ini bisa menyimpan daya hingga 16kWh. Pengisiannya dilakukan dengan tiga cara yaitu menggunakan colokan 100Volt, 200Volt atau quick charge 200V. Untuk colokan rumah ada di kanan belakang mobil dan colokan quick charge ada di kiri belakang mobil.Butuh waktu 14 jam untuk penuh bila menggunakan colokan 100V, 7 jam untuk 200 Volt dan 30 menit (80% kapasitas) dengan quick charge. Yang terakhir inilah yang serius dikembangkan Mitsubishi dengan perusahaan pembangkit listrik. "Kelak proses pengisian tidak terbatas dirumah saja. Bila infrastruktur quick charge sudah terbangun, pengisian bisa dilakukan di supermarket, di kantor dimana-mana. Cukup sebentar saja dan tidak harus penuh," tuturnya. Di Indonesia, menurut Wada cukup 6.5 jam saja untuk mengisi battery. Ini sudah dicobanya. Dengan tersenyum Wada mengakui untuk tahap sekarang ini pengisian listrik mobil ini masih mahal.

Dengan kapasitas penuh, daya jelajah i MiEV mencapai 160km. Top speed-nya bisa 130km dan kemampuan menanjaknya tidak berbeda dengan mesin bensin. Kapasitas angkutnya empat orang dewasa. Wada bercerita, i MiEV pernah ditumpang empat orang Amerika bertubuh ekstra dan oke saja. Di tanjakan, i MiEV bisa menajak selayaknya mobil konvensional. "Bila ditanjakan, bila dirasa kurang tenaga tinggal tekan gas lebih dalam lagi. Dalam kasus seperti ini tenaga mesin tidak bermasalah. Hanya jarak tempuhnya akan berkurang," terangnya. Uniknya, ketika melewati jalan menurun, sistem secara otomatis memasok listrik.

Mobil mungil, torsi raksasa

Karena posisi battery di bawah lantai, stabilitas mobil lebih baik dan handling juga lebih baik dari versi bensin. Akselerasinya juga lebih cepat dari versi bensin turbo. i MiEV juga lulus dari tes banjir setinggi 30cm. Berat mobil i MiEV 180kg lebih berat dari versi bensin. Demikian pula dengan penggunaan AC akan mengurangi daya jelajah, turun sekitar 20%. Karena itulah Mitsubishi terus menyempurnakan mobil listrik ini. Termasuk daya jelajah, waktu pengisian hingga soal suara. Motor listrik yang dipakai sangat efisien dan lebih kecil dari mesin bensin. Produksi daya 64hp dan torsinya 180Nm atau setara mesin bensin 1.5 - 1.8 liter.



Menurut dirjen industri, alat transportasi dan telematika, Budi Darnadi yang mencoba i MiEV diseputaran kantor pusat KTB di Pulomas Jakarta mobil ini excellent. "Handling-nya sangat enak, akslerasi baik, lebih powerful dan ini mobil hantu, ndak ada suaranya," katanya sambil tersenyum lebar di damping petinggi KTB dan Mitsubishi.

Presiden Direktur KTB, Fumio Kuwayama yang fasih berbahasa Indoesia, menjanjikan setelah i MiEV diluncurkan di Jepang, rencananya 2009, maka pihaknya akan mengimpor ke Indonesia. Tapi karenan harganya masih cukup mahal -2 juta- 2.5 juta Yen di Jepang-, Rizwan Alamsjah, direktur pemasaran KTB memperkirakan 24 bulan setelah peluncuran harganya bisa lebih terjangkau.

Sekarang tinggal keseriusan pemerintah untuk menciptakan kondisi dimana mobil-mobil dengan bahan bakar ramah lingkungan bisa diakses dengan mudah dan terjangkau.

0 comments:

Post a Comment